PENGARUH BAHASA GAUL DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA




PENGARUH BAHASA GAUL DALAM PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bahasa merupakan unsur yang sangat vital dalam berkomunikasi, yakni sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam melaksanakan hubungan sosial dengan sesamanya, manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad silam. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa kriteria logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama, dan pemakaiannya sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Sedangkan berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan “Bahasa Gaul”. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan yang disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks masa kini, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu.
Sumarsana dan partana,2002:150 mengatakan bahwa: “bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi diantara remaja sekelompokya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antaralain petualangan, pengelompokn dan kenakalan. Cirri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan meereka menciptakan bahasa rahasia.
Bahasa akan selalu bekembang sesuai dengan latarbelakang social budaya pemakaiannya, baik berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisi psikologis dari pengunanya. Oleh karena itu ada variasi atau ragam bahasa seperti bhasa gaul. Hal tersebut merupakan prilaku kebahasaan yang bersifat umum. Bahasa akan terus berkembang dan memiliki aneka ragam atau variasi bahasa.

1.2  Rumusan Masalah Dan Tujuan Penelitian
v  Rumusan Masalah
·         Apa dampak penggunaan bahasa gaul dalam berinteraksi social?
·         Apa pengaruh bahasa gaul dalam perkembangan bahasa Indonesia?

v  Tujuan Penelitian
·     untuk mengetahui dampak penggunaan bahasa gaul dalam berinteraksi social.
·    Untuk mengetahui pengaruh bahasa gaul dalam perkembangan bahaa Indonesia


1.3  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis , meningkatkan pengetahuan dan kesadaran diri akan  buruknya pengaruh budaya bahasa gaul itu sendiri apalagi bagi kalangan remaja.
2. Bagi pihak yang berkepentingan, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan setiap pengetahuan bagi setiap pembaca.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Landasan Teori

1.  Pengertian Bahasa
Chaer (2000:1) berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri.
Menurut Keraf (1991:1) bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).                                                                   
Ramlan (1985:21) berpendapat bahwa morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkomunikasi antaranggota masyarakat berupa bentuk dan makna.

2.  Pengertian Bahasa Gaul
Alatas (2006:59) berpendapat bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat. Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja, waria untuk mengekspresikan gagasan dan emosinya.
Perkembangan teknologi informasi turut menyalurkan penggunaan bahasa gaul ke lingkup yang lebih luas. Media komunikasi, khususnya yang membahas mengenai waria, dalam mengkomunikasikan informasi juga menggunakan bahasa gaul yang sedang menjadi trend atau populer di kalangan remaja sampai waria. Dalam konteks modern, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal, yang  digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial, bahkan dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan sering pula digunakan dalam bentuk publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja, selebritis hingga waria oleh majalah-majalah populer.
Menurut Sahertian (2006:15) bahasa gaul atau bahasa prokem sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari yang sifatnya menarik dan memiliki arti tertentu untuk merahasiakan arti obrolan di tengah masyarakat.

3.  Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa yang baik dan benar sebaiknya diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang baik. Seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan juga tingkah laku yang terpuji.
Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengerti akan apa yang menjadi maksud dan tujuan kita. Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam berkomunikasi. Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Supaya mereka lebih terlihat modern, dan akhirnya mulai lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia adalah hal yang harus dihindari.
Dalam meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan, maka akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, maka orang lain yang mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak bermoral.
Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia antara lain:
1.   Menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan pentingnya dari  bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.   Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.
3.   Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Pengaruh Bahasa Gaul dalam Perkembangan bahasa Indonesia
Seiring dengan perkembangan zaman khususnya di negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini.
Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:
1.      Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Jika generasi negeri ini semakin tenggelam dalam pembentukan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin berat dalam memanggul bebannya sebagai bahasa Nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pengaruh tersebut. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.
2.      Menurunnya derajat bahasa Indonesia
                        Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainnya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern.
                        Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek sosial yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.
                        Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak memahami bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut.
Contoh bahasa gaul yang sering dipakai adalah “epen” yang berasal dari kata emang penting, Lalu ada pula kata kakak yang dalam bahasa Inggris adalah sister, menjadi sista, dan brother menjadi brotha. Selain itu, terdapat juga dalam menulis SMS, seperti “lagi apa?” menjadi “gi pha??”atau “masalah buat kamu” menjadi “masbulo“ atau masalah buat lho. Memakai simbol tambahan “p@ k@bar L0e/?” atau “hha.. y nh.. lg bosen-” pada kalimat yang ditulisnya. Menggunakan huruf z di belakang kata “mk bgtz” atau “gurunya malezin yh “.
Selain itu, maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Penyebabnya adalah kurangnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja menggunakan bahasa gaul ini. Pada umumnya yang menggunakan adalah remaja yang ingin dianggap keren dan tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap berbahasa gaul adalah keren, padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka adalah alay.
Sebenarnya ini adalah tugas bagi orang tua dan guru untuk memperhatikan perkembangan bahasa anak-anaknya. Karena berbahaya sekali jika anak-anak kecil menggunakan gaya bahasa gaul dan alay ini. Mereka bisa menuliskan dan mengucapkannya hingga remaja nanti, sehingga mereka tidak mengetahui yang manakah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa saja karena mereka terlalu sering menggunakan bahasa yang alay ini hanya karena ingin gaul dan tenar, lalu mereka mengucapkannya di depan guru, menuliskannya pada lembar jawaban ulangan esai, dan menggunakannya ketika berpidato.
                        Oleh sebab itu, kita sebagai keluarga dan gurunya, semestinya mengawasi penggunaan bahasa pada anak.  Jangan sampai mereka terbawa pengaruh yang buruk, yang membuat mereka menggunakan bahasa Indonesia yang buruk pula. Cintailah bahasa Indonesia, karena inilah salah satu kekayaan bangsa kita.

   5. Dampak Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Berinteraksi Sosial
Jelas sekali dalam hal ini bahwa penggunaan bahasa yang tidak baik akan membawa dampak buruk terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang memiliki fungsi sebagai pemersatu dari keberagaman budaya bangsa ini.
Untuk membedakan gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang buruk, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa memaparkan tiga unsur dalam gaya bahasa yang baik. Ketiga unsur tersebut adalah: kejujuran, sopan-santun, dan menarik.
Kejujuran : gaya bahasa mengikuti aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa,
Sopan-santun : gaya bahasa memberikan penghargaan atau menghormati orang lain yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat ini diwujudkan melalui gaya bahasa yang menggunakan ungkapan-ungkapan jelas dan singkat,
Menarik : Penggunaan gaya bahasa yang variatif akan menghindari monotomi dalam nada, struktur, dan diksi. Selain itu, gaya bahasa yang menarik juga memiliki kosakata yang luas serta mengandung tenaga untuk menciptakan rasa gembira dan nikmat.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan hiburan yang menggunakan bahasa gaul baik di media massa maupun elektronik, dimana hal ini membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Inilah yang menjadi awal lunturnya bahasa Indonesia yang baik dan berganti dengan bahasa gaul.
Namun di sisi lain semua itu mempermudah cara kita berkomunikasi dan dalam pemahaman pesan yang ingin disampaikan oleh masyarakat yang ingin menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Bahasa gaul sebagai bahasa anak muda merupakan keanekaragaman budaya negara kita Indonesia dibidang bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang secukupnya dan digunakan tepat sesuai dengan porsinya. Bahasa gaul sangat berperan dalam pembentukan bahasa yang digunakan kalangan remaja karena penggunaannya yang bersifat santai dan fleksibel. Tapi alangkah baiknya jika kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga eksistensi dari bahasa Indonesia tetap terjaga.
Bahasa Indonesia dalah bahasa persatuan yang dulu dikukuhkan oleh kalangan muda dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, jadi sebagai masyarakat Indonesia yang peduli dan ,menghormati sumpah pemuda kita harus menjaga bahasa kita yaitu bahasa Indonesia. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara tidak langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.

6. Variasi Bahasa
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi bukan hanya penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam.
Chaer dan Agustina (2004:62) mengatakan bahwa variasi bahasa itu pertama-tama kita bedakan berdasarkan penutur dan penggunanya. Berdasarkan
penuitur berarti, siapa yang mengunakan bahasa itu, dirnana tempat tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya dalam masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakan. Berdasarkan penggunanya berarti, bahasa itu
digunakan untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya.
a.     Sosiolinguistik
          Fishman (1972) dalam Chaer dan Agustina (2004:3) mengatakan bahwa Sosiolinguistik adalah kajian tentang oiri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selaiu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa. fungsi-fungsi bahasa dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini berkaitan satu sama lain dalam masyarakat tutur.
         Chaer dan Agustina (2004:2) mengatakan bahwa Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitar.nya dengan penggunaan bahasa itu didalam masyarakat. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Sosiolinguistik ada’ah ilmu yang mernpclajari bahasa dalam hubungan dengan pengunaan bahasa didalam masyarakat.
b. Morfologi
         Morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata (Ramlan, 1985:21) Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu.
c. Sintaksis
         Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang sudah sangat tua, menyelidiki stuktur kalimat dan kaidah penyusunan kalimat (Suhardi, 1998:1). Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Sintaksis adalah ilmu bahasa yang menyelidiki struktur kalimat dan penyusunan kalimat.
Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kata atau frase atau klausa atau kalimat yang satu dengan kata atau frase atau (clause atau kalimat yang lain atau tegasnya mempelajari seluk-beluk frase, klause, kalimat dan wacana (Ramlan. 1985:21). Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Sintaksis adalah ihnu bahasa yang menyelidiki struktur kalimat dan penyusunan kalimat.
d. Leksikal
         Leksikal merupakan bagian dari cabang ilmu semantik yang berkaitan dengan makna kata atau yang disebut makna ieksikal atau semantik leksikal. Ramlan (1985:289) menyatakan bahwa leksikal adalah makna yang dimiliki atau yang ada pada leksem meski tanpa konteks apa pun. Maksud yang terdapat pada penjelasan tersebut pada dasarnya menyatakan tentang makna kata walaupun bukan dalam suatu konteks tertentu.








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


1.      Jenis Penelitian
Penelitian tentang  Pengaruh Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia ini berkaitan dengan suatu gejala kebahasaan yang sifatnya alamiah. Artinya data yang dikumpulkan berasal dari lingkungan nyata dan situasi apa adanya, yaitu dialog antartokoh dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hal ini disebabkan oleh karena data yang terkumpul dan dianalisis dipaparkan secara deskriptif .
Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1990: 194) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul berupa kata-kata dan dalam bukan dalam bentuk angka. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
2.      Subjek penelitian
Berkaitan dengan hal di atas, yang dikaji dalam penelitian ini adalah Pengaruh Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia  dalam dialog antartokoh dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut meliputi pola bentuk morfologis dan pola makna bahasa gaul tersebut. Sedangkan subjek dari penelitian ini adalah anak-anak remaja di kota Ende ketika berdialog.
3.      Data penelitian dan sumber data
Data dari penelitian ini berupa kata yang digunakan dalam berkomunikasi antar satu tokoh dengan tokoh yang lainnya. Sumber data dari penelitian ini adalah percakapan antartokoh sebagai interaksi komunikasi.
4.      Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi sebagai teknik utama. Observasi dilakukan dengan cara mendengar-mencatat, yaitu peneliti mencatat data bahasa dan konteksnya yang meliputi (1) topiknya, (2) suasananya, (3) tempat pembicaraan, serta (4) lawan bicaranya.
Melalui teknik observasi, dengan cara pengamatan partisipan oleh peneliti sendiri, maka akan diperoleh data yang wajar dan alami. Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam observasi (1) gambaran keadaan tempat dan ruang berlangsungnya pembicaraan, (2) pelaku-pelaku yang terlibat, (3) aktivitas atau kegiatan saat berlangsungnya percakapan, dan (4) topik dari isi pembicaraan.
5.      Teknik analisis data
Teknik deskriptif yang dipakai dalam penelitian ini menghasilkan dua macam analisis data, yaitu sebagai berikut:
1.      Menganalisis pemakaian bahasa gaul dalam pada kalangan remaja. Pemakaian bahasa gaul tersebut meliputi:
·         bahasa yang digunakan
·         proses morfologi
2.   pengklasifikasian bahasa gaul remaja berdasarkan bentuk dan kelasnya
·         bentuk verbal kebahasaannya
·         proses pembentukannya


DAFTAR PUSTAKA


Alatas, dkk. 2006. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja.

Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta, PT. Gramedia

Chaer. 2000. Bahasa Indonesia, Antara Variasi dan Penggunaan.

Keraf. 1991. Penggunaan Bahasa Gaul Ancam Bahasa Indonesia,

Ramlan. 1985. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Sahertian, Debby. 1999. Kamus Bahasa Gaul. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Sahertian, Debby. 1999. Kamus Bahasa Gaul. Jakarta, Pustaka Sinar Harapan











Komentar

Postingan populer dari blog ini

UPACARA PENTI MANGGARAI-NTT

DRAMA SOMBO NO'N LANDO