Sekilas Tentang Mberumbengus
Kampung mberumbengus menyimpan banyak misteri
Mberumbengus
merupakan kampung kecil di atas bukit di wilayah Waerana, Kelurahan Ronggakoe,
Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores NTT. Mungkin
banyak orang yang merasa asing dengan nama ini ataupun masih belum mengenal
tempat ini. Di sini saya mencoba untuk memperkenalkan sedikit tentang Mberumbengus
yang menyimpan banyak misteri baik itu sejarah, alam, budaya dll.
Pertama,aku
sedikit mencoba menggamarkan tentang kampung ini. banyak orang mengatakan bahwa
mberumbengus merupakan kampung yang masih terisolasi,masih jauh dari peradaban,
masih jauh dari globalisasi, memang harus diakui bahwa mereka benar karna di
sini fasilitas dan sarana prasarana belum memadai seperti di kamupung-kampung
yang lain yakni Perusahan Listrik Negara
(PLN) belum masuk, jalan belum ada dan masih banyak lagi kekurangannya. Hal ini
disebabkan oleh pembangunan daerah yang belum merata hingga ke plosok-plosok. Warga
di sini hanya menunggu kapan harapan itu datang. Ntah sampai kapan warga di
sini menanti harapan yang tak kunjung datang jadi kenyataan yang pada akhirnya
hanya menjadi kehampaan belaka,dan ntah sampaikan kapan kami hanya terbuai oleh
janji-janji manis dari mulut mereka yang katanya giat berdiskusi nyatanya hanya
duduk manis dan romantis di kursi yang
terbuat dari bahan-bahan yang serba lembut yang nantinya membuat mereka jadi
gendut?
Tapi
perlu diingatkan pula, di tahun 2013 lalu orang Mberumbengus bisa tersenyum sedikit,
karena pemerintah manggarai timur sedikit memperhatikan kampung ini dengan
dibuka jalan dari Munde desa komba-mberumbengus –nunur. Mungkin hal ini
merupakan imbas dari mekarnya manggarai timur dari Kabupaten manggarai raya
sehingga mendapat dampak positif yang signifikan bagi kami. Setidaknya di tahun
2013 lalu pemerintah manggarai timur sedikit membuat bibir kami membiaskan
senyum. Sekalipun untuk sementara pembangunan jalan ini baru sampai di
mberumbengus akan tetapi PEMDA berjajnji akan melanjutkan pembangunan jalan ini
sampai tembus ke Nunur desa Mbegan. Selayaknya kami boleh berterimakasih dan
patut berapresiasi dengan kinerja pemerintah MARITIM sekarang, dalam hal ini bapak
Bupati sebagai pengambil kebijakan beserta jajarannya hingga ke parangkat
kelurahan setempat yang telah membukakan hati dan matanya memperhatikan kampung
mberumbengus.
Meskipun
mberumbengus masih jauh dari peradaban. Tapi saya banga karena di sini masih
banyak cinta, kasih sayang baik dengan alam maupun dengan sesama. Di sini
menyimpan banyak misteri yang belum terungkapkan, yang sekarang coba-coba saya
bahas di sini.
Kampung
Mberumbengus terletak di atas bukit. Mberumbengus
bagaikan sebuah kampung kecil di atas awan, di mana kita bebas melihat,
menyaksikan, menikamati pemandanagan yang disuguhkan alam di sekeliling kita. Sejauh
mata memandang, dengan gratis kita bisa melihat perbukitan yang indah,
persawahan yang membentang, laut sawu yang biru nan luas, perkampungan yang
berjejer. Dari sini kita bisa melihat kampung waerana, ranameti, roko, rendok,
keros, kobok, beker, waebouk, munde, paundoa, wolosambi, nangarawa, kisol, kota
borong, aimere, waelenggga, dan masih banyak lagi kampung sekitar yang
belum sempat disebutkan, serta keindahan pantai selatan dari aimere sampai
borong, di sini juga kita bisa melihat dengan jelas bukit-bukit hijau dan gunung-gunung
yang menjulang seperti Gunung Ranaka di Ruteng dan Gunug Inerie di Aimere,
serta gunung-gunung lainnya yang megah nan indah.
Salah
satu yang mengesankan di mberumbengus adalah AIR TERJUN BARKETO. Air
terjun ini terletak di hulu sungai di ujung kampung berjarak sekitar 200 m dari
kampung. Ketinggian air terjun ini diperkirakan 100 meter. Di sini banyak kita
temukan tumbuhan paku yang oleh kami warga setempat biasa dijadikan sayur. Air
dari sini mengalir terus hingga ke belakang kampung sehingga bisa kami
manfaatkan untuk pengairan sawah, maklum karena emua warga dinini mata
pencahariannya petani. Jika kita ke sini, kita melewati sungai dan hutan yang
rindang dan segar sambil mengkonsumsi oksigen gratis yang bersih tanpa tercemar.
Jika kita berada di sini menurutku bagaikan seperti berada di tengah indahnya
dunia, indahnya karya tuhan.
Yang
berikutnya adalah TINGGILIK. Tinggilik merupakan sebuah tempat bagian timur dari
kampung mberumbengus. Berupa puncak bukit yang agak tinggi dengan jurang yang
dalam. Secara harafiah nama tinggilik berarti tinggi dan tenang. Tinggi yang
berarti tempat yang tinggi, puncak dan lik dalam bahasa kolor di artikan
tenang. Maka jika kita berada di puncak
ini kita mendapat suatu ketenangan dalam kesunyiaan. Yang paling menarik dari
tinggilik adalah secara original kita disuguhkan dengan dengan pemandangan yang
indah yang membuat kita tertegun dan berdecak kagum. Dari sini kita bisa
melihat pemandangan yang indah seperti bukit, gunung dan laut, kampung-kampung
di sekitar seperti waerana, ranameti, roko, rendok,
keros, kobok, beker,waebouk, munde, paundoa, wolosambi, nangarawa, kisol, kota
borong, aimere, waelenggga, dan masih banyak lagi kampung sekitar yang
belum sempat disebutkan, serta keindahan pantai selatan dari aimere sampai
borong, di sini juga kita bisa melihat dengan jelas bukit-bukit hijau dan juga
gunung-gunung yang menjulang seperti gunung ranaka di ruteng dan gunung inerie
di aimere, serta gunung-gunung lainnya yang membentang nan indah.Berada di sini
kita seolah-olah berada di atas awan yang dengan sangat bebas melihat dan
memandang ke bawah tanpa halangan apapun.
WATU
NGGURUMOMA.
Watu Nggurumoma adalah sebuah batu asah raksasa milik Nggurumoma. Konon
menurut sejarah Nggurumoma merupakan nama seseorang yang berasal dari Rongga
(Woko Komba), seperti yang telah diceritakan Nggurumoma ini sama
seperti manusia raksasa yang badannya sangat besar, fakta ini dibuktikan dalam
ungkapan adat dalam bahasa rongga yakni nggurumoma ndia hongga, longgo panggga lima
zua, yang artinya nggurumoma
dari rongga badannya besar yakni pinggangnya berukuran 7 jengkal laki-laki dewasa. Kenyataan ini sangat luar biasa sekali bila
dibandingakan dengan kita manusia sekarang. Kembali ke Watu Nggurumoma, batu
ini berukuran kira-kira tiga kali kepala orang dewasa. Batu ini masih ada
sampai sekarang. Dahulu, warga setempat percaya bahwa jika sebelum pergi ke
hutan untuk berburu harus mengasah terlebih dahulu tombak dan parang di batu ini.
Karena menurut mereka dengan mengasah di batu ini dapat membawa keberuntungan
ketika berburu yakni agar mendapat hewan burunnya itu. Menurut cerita yang
turun temurun dari nenek moyang, konon Nggurumoma datang mencuri padi di Mbawarani
di belakaang kampung mberumbengus. Ketika hendak pulang, sesampainya di kampung
mberumbengus dia beristirahat untuk makan sirih pinang, sehingga dia
mengeluarkan segala perangkatnya dari dalam kowot
(sebutan untuk wadah penyimpan sirih pinang dan perlengkapan ringan dalam
bahasa setempat) ketika hendak melanjutkan perjalanannya ke Woko
Komba maka tertinggalah batu asah ini di tempat itu yakni di ujung
timur kampung Mberumbengus yang sekarang ini di sebut Watu Nggurumoma.
Menurutku
kampungku ini sangat indah. Aku sangat menyukainya. Suka perbukitan yang indah,
suka burung tekukur di sawah, suka swah yang membentang dari pu’un
tana sampai kapar, suka air terjun barketo yang mengalirkan air tak
berhenti, suka sungai tempat kami berenang, suka hutan yang hijau, suka orang
tua dan semua orang di sini.
Mungkin
tidak semua cerita dan lembaran sejarah indah di kampungku diabadikan dalam
selembar foto ataupun dalam tulisan cerita maupun dongeng. Kisah-kisah itu
hanya akan terpatri abadi dalam prasaan dan memoriku yang pernah diasuh oleh
tentram, damai dan tenangnya suasana kampungku Mberumbengus setentram kasih
ibu.
Mberumbengus
bagi kami bukan hanya sekedar rumah ataupun tempat tinggal tetapi lebih
merupakan gambaran dunia yang mengajarkan banyak hal. Di sini aku belajar
segala hal, mengajarkan kami untuk mengerti arti kebahagiaan dan arti kesedihan
bahkan derita hingga mengucurkan air mata.
Satu-satunya
kebangganku adalah bahwa aku pernah diberi kesempatan bertumbuh dan berkembang
di tempat ini, di kampungku tempat yang selau menyajikan keindahan alam yang
tertata rapi nan megah.
Kampung
kecilku memberikan panorama alamnya yang tak akan lekang oleh waktu. Kesahajaan
permadani alamnya bukan saja memanjakan mata tetapi juga memikat hati karena
disini tumbuh kesadaran betapa Tuhan mencintai kita umatnya......bersambung
TABE................................................................
By: Liven Ingge
Komentar