PENINGKATAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA KOMIK
PENINGKATAN MEMBACA NYARING MELALUI MEDIA KOMIK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, khususnya di SLTP, karena
penanaman konsep pada tingkatSekolahlanjutan tingkat pertama merupakan lanjutan
bagi kelangsungan pendidikan berikutnya. Agar pembelajaran di SLTP dapat tercapai, maka
materi yang disampaikan harus dapat
membentuk pengetahuan, keterampilan,serta sikap dan nilai-nilai
kemasyarakatannya. Salah satu bidang garapan pembelajaran bahasa di SLTP yang memegang peranan penting adalah
pembelajaran membaca.Tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini,
anak akan mengalami kesulitan membaca dikemudian hari. Kemampuan membaca
menjadi dasar utama tidak saja bagi pembelajaran bahasa itu sendiri, tetapi
juga bagi pembelajaran lainnya. Dengan membaca siswa akan dapat memperoleh
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya
nalar, sosial, dan emosionalnya. Mengingat pentingnya peranan membaca tersebut
bagi perkembangan siswa, maka cara guru mengajar harus benar.
Membaca merupakan salah satu kegiatan
yang dilakukan oleh siswa sejak mengenal bangku sekolah. Namun, pada
kenyataanya keterampilan membaca para siswa pada saat ini masih rendah. Hal ini
tentu saja sangat memprihatinkan mengingat peranan membaca sangat penting dalam
proses belajar mengajar.
Kegemaran membaca pada jaman sekarang
ini masih kurang, karena masalah tersebut dapat terlihat dari kemalasan siswa.
Mereka hanya mau belajar pada saat tertentu saja, misalnya pada saat ulangan
atau pekerjaan rumah. Kurangnya gemar membaca, juga terlihat pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Namun, apabila guru sering memberikan materi
bahan untuk membaca, maka lama-kelamaan siswa akan terbiasa membaca.
Keberhasilan guru dalam mejalankan tugasnya sangat mempengaruhi dalam proses
pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu, guru sebaiknya harus menyiapkan diri
dalam menyajikan bahan ajar, menentukan
kegiatan yang dilakukan bersama para siswanya, mampu meningkatkan keterampilan
khusus tersebut sebagai sarana penunjang berdasarkan bahan ajar agar mencapai
tujuan yang hendak diinginkan. Dengan demikian, peranan pendidikan sangat
berperan penting dalam membentuk kondisi masyarakat yang germar membaca.
Keterampilan membaca merupakan modal
utama pelajar dalam upaya mendapatkan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang
bermutu. Tanpa adanya bekal tersebut, maka tidak akan memperoleh informasi dan
pengetahuan. Tujuan utama membaca adalah untuk mendapatkan informasi dan
memahami makna bacaan. Apabila keterampilan membacanya dapat meningkat, maka
tujuan utama dalam pembelajaran akan mudah tercapai. Kegiatan membaca dalam
proses belajar mengajar di kelas melibatkan beberapa faktor, antara lain:
faktor guru, siswa, media, metode, dan tempat berlangsungnya interaksi belajar
mengajar. Dalam kegiatan proses belajar mengajar peranan seorang guru sangat
penting bagi siswa dalam penyampaian bahan ajar, dan juga sebagai sosok yang utama
dalam interaksi belajar mengajar.
Guru sebagai penyampai bahan ajar dituntut
untuk dapat menguasai seluruh
materi yang diajarkan di kelas. Hal
tersebut mempunyai peranan penting karena materi pembelajaran akan
selalu dapat bekembang sesuai dengan berkembangnya zaman. Maka, guru harus
dapat menguasai teknik membaca yaitu membaca bersuara atau membaca nyaring,
membaca indah, membaca dalam hati, membaca dengan perasaan, membaca cepat,
membaca bahasa, dan membaca bebas. Teknik membaca permulaan yang cocok digunakan
untuk siswa di SLTP yaitu membaca nyaring, yang perlu diperhatikan dalam
membaca nyaring adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada atau lagu ucapan,
penguasaan tanda-tanda baca, kecepatan mata, dan ekspresi.(Tarigan, 1987;22).
Kegiatan membaca nyaring merupakan
bagian dari proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di SLTP. Dengan membaca
nyaring siswa dapat menambah kosakata, penguasaan intonasi dan pelafalannya.
Selain itu, guru dapat mengetahui kemajuan siswanya mengenai keterampilan
membaca. Keterampilan membaca nyaring dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SLTP sampai saat ini masih
sangat rendah dan memprihatinkan. Membaca nyaring siswa mencakup dua hal, yakni
; pelafalan dan intonasi dalam membaca nyaring. Membaca nyaring bertujuan
melatih siswa dengan tepat dan mudah dalam mengubah tulisan menjadi suara
dengan memperhatikan ucapan, tekanan, dan irama. Mengingat masih rendahnya
keterampilan membaca nyaring siswa dan pentingnya metode yang tepat untuk
meningkatkan keterampilan membaca tersebut, maka perlu diadakan penelitian
mengenai upaya peningkatan keterampilan membaca.
Guru memilih media pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan siswa melalui media komik. Komik adalah cerita
bergambar dalam majalah, surat kabar, dan buku yang pada umumnya enak dicerna
dan lucu. (Kamus pelajar SLTP).Komik menjadi pilihan, karena adanya
kecenderungan banyak siswa lebih menyenangi bacaan media hiburan dibandingkan
dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan tugas rumah.
Menyadari pentingnya persoalan di atas
maka penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan tersebut di bawah judul“Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring
Melalui Media Komik Pada Siswa Kelas VII SLTP Negri 2Ende Selatan
Kabupaten
Ende’’.
2.
Rumusan
Masalah
Permasalahan yang
dibahas pada penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimanakahpenerapan
media komik untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada siswa kelas VII SLTP Negri 2
Ende SelatanKabupaten Ende ?
2. Bagaimanakah
indakatornyadalammembacanyaringsetelahmenggunakan
media komik?
3. Tujuan Penelitian
Tujunkushus:
Untuk
mengetahui kemajuan
siswa kelas VII SLTP Negri 2
Ende Selatan KabupatenEndedalam keterampilan
membaca nyaring setelah manggunakan media komik.
Tujuanumum;
Untuk
mengetahui penerapan media komik dalam meningkatkan keterampilan membaca nyaring
pada siswa kelas VII SLTP
Negri 2 Ende Selatan
Kabupaten Ende.
4. Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
Dapat menggugah semangat dan meningkatkan
minat belajar serta memudahkan siswa memahami konsep-konsep dalam membaca
nyaring.
2. Guru
1) Memperkaya
pengetahuan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di sekolah.
2) Sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberi
manfaat bagi siswa.
5.
Kajianpustaka
1.
Pengertian
Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Hal
tersebut berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan
penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain
juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan
kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir
Burhan dalamSt.Y.Slamet,2008:67).
Dijabarkan oleh Tarigan (1985) bahwa membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasidengan diri sendiri dan
kadang-kadang orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau
tersirat pada lambang-lambang tertulis.
Dari beberapa defenisi membaca yang telah dipaparkan di
atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
suatu aktivitas yang melibatkan penglihatan, ingatan, kecerdasan, dan
pemahaman untuk memperoleh informasi yang disampaikan penulis melalui
lambang-lambang.
2.
Tujuan
Membaca
Tujuan membaca menurut Hathaway
(dalam Ahuja, 2010:15) adalah sebagai berikut untuk memperoleh makna, untuk
memperoleh informasi, untuk memandu dan membimbing aktivitas, untuk motif-motif
sosial (yaitu, untuk mempengaruhi atau menghibur orang lain), untuk menemukan
nilai-nilai, untuk mengorganisasi, memecahkan masalah, untuk mengingat, dan
untuk menikmati.
3.
Proses
Membaca
Proses membaca adalah proses ganda.
Proses ini adalah proses indrawi (sensori) dan proses pemahaman (perseptual).
Sebagai proses indrawi, membaca bergantung pada keterampilan atau kemampuan
visual tertentu. Proses ini melibatkan pengenalan (identifikas) simbol-simbol
di mana mata memainkan peranan penting. Sebagai proses pemahaman, membaca
mengacu pada intrepretasi segala sesuatu yang kita pahami, kita persepsi.
Sering terjadi, pembaca lebih tertarik pada aspek mekanik membaca tapi gagal
menyadari kebutuhan untuk memahami. Proses membaca melibatkan pengenalan simbol
– simbol bunyi dan pengaitan makna dengan simbol – simbol itu.
Membaca merupakan proses berpikir.
Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya.
Kemudian ia membuat simpulan dengan menghubungkan isi yang terdapat dalam
materi bacaan. Untuk itu, ia harus mampu berpikir secara sistematis, logis,dan
kreatif (Ahuja, 2010:32).
4.
Membaca
Nyaring
Membaca
nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat
menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran,
perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.(htp://cumanulisaja.blogspot.com/2012/08/).
Dalam penelitian ini, yang dimaksud
dengan membaca nyaring adalah cara membaca dengan bersuara, yang perlu di
perhatikan adalah pelafalan vokal maupun konsonan, nada atau lagu ucapan,
penguasaan tanda-tanda baca, pengelompokan kata atau frase ke dalam
satuan-satuan ide, kecepatan mata, dan ekspresi.
Aspek-aspek yang terlibat pada
membaca nyaring meliputi; penglihatan, pendengaran, dan ingatan. Membaca
nyaring itu sendiri menjadi alat atau sarana bagi para pembaca atau pendengar
untuk menangkap dan memahami informasi, pikiran, serta perasaan seorang
pengarang.Supaya kegiatan membaca nyaring tidak terkesan hambar, seorang
pembaca nyaring harus mengusahakan apa yang ia sampaikan merupakan sesuatu
informasi yang baru, berharga, bermanfaat dengan uraian yang jelas, menarik
atau sedikit humor yang segar, maupun suatu kata yang bijak. Keterampilan,
pemahaman, dan kemampuan menangkap isi teks yang dibaca, akan mampu menjadikan
seseorang menjadi pembaca nyaring yang baik. Salah satu contoh membaca nyaring dengan
penghayatan yang tepat terhadap isi teks yang dibaca adalah seorang pembaca
puisi yang baik.
5.
Pengertian
Media
Menurut Kamus Pelajar SLTP media adalahalat atau sarana
komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.Menurut.H.HamzahB.Uno,(2007:113)Mediaberasaldaribahasalatin
yang mempunyaiartiantara. Maknatersebutdapatdiartikansebagaialatkomunikasi
yang digunakanuntukmembawasuatuinformasidarisuatusumberkepadapenerima.
6.
Pengertian
Komik
Shadely (1990:54) mengartikan media
komik sebagai berikut: Komik berbentuk rangkaian gambar masing-masing dalam kotak yang
keseluruhanya merupakan rentetan suatu cerita. Gambar-gambar itu dilengkapi
balon-balon (speak baloons), ada kalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan.
Komik adalah cerita bergambar dalam
majalah,surat kabar, dan buku yang pada umunya
enak dicerna dan lucu.(Kamus pelajar SLTP).
Komik
menjadi pilihan, karena adanya kecenderungan banyak siswa lebih menyenangi
bacaan media hiburan dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar
atau mengerjakan tugas rumah.
7.
Dasar
Pemilihan Media Komik Sebagai Alat Pembelajaran
Komikmenjadipilihankarenaadanyakecenduranganbanyaksiswalebihmenyenangibacaanmedia
hiburansepertikomikdibandingkandenganmenggunakanwaktumerekauntukbelajarataumengerjakantugasrumah.Penggunaan
media
komikdalampembelajaranmembacamerupakansuatuupayauntukmenarikdayaminatbacapadaanak
agar mengalamisuatupeningkatandalammemahamisuatuisibacaan. Komikdapatdipakaisebagaialatpembelajarankarenadirasakomikmerupakanbuku
yang banyakdigemariusiaanaksampaiusiadewasa. (Rohani, 1997 : 112).
Pemilihansumberbelajarhendaknyamemilkikriteria :
1.
Ekonomis
2.
Praktisdansederhana
3.
Mudahdiperoleh
4.
BersifatFleksibel
8. Pembelajaran Membaca
Nyaring Melalui Media Komik
Membaca nyaring melalui media komik berarti menuturkan suatu peristiwa atau
kejadian berdasarkan cerita bergambar.Melalui cerita bergambar yang dilihat,
siswa dapat menuturkan peristiwa yang terjadi dengan mengarahkan segala
kemampuan dan pengalaman yang dimiliknya. Oleh karena sebab itu, siswa harus
memilki perbendaharaan kata yang banyak sehingga dapat mengungkapakan kembali
apa yang dibacannya dari cerita yang ada di dalam komik tersebut, menggunakan
intonasi kata, pelafalan kata, dan suara dalam membaca serta sikap dalam
membaca.
9.
Keunggulan
Media Komik
Media
komik yang digunakan dan dibaca siswa dalam pembelajaran memilki beberapa
keunggulan sebagai berikut :
Komik
sangat menarik karena ilustrasinya, cerita yang ringkas, perwatakan orangnya
realistik, dan dapat digunakan sebagai hiburan.
a. Dapat
menambah perbendaharaan kata pembacanya.
b. Menciptakan
minat baca siswa.
c. Memperluas
pengetahuan dan minat apresiasi siswa.
Komik
sangat digemari oleh siswa, banyak teori di pasaran membuat guru maupun orang
tua perlu mengarahkan mereka untuk tidak sembarang memilih atau membaca komik. Komik
memiliki ilustrasi yang menarik,
kata-kata yang ringkas dan mudah dihafalkan membuat siswa cenderung meniru,
baik karakter tokoh-tokohnya,gerak-geriknya, maupun gaya dan kata-kata yang
diucapakan para tokoh. Bila ada kata-kata buruk pada komik tersebut, maka siswa
juga akan merekam dalam ingatan mereka
dan suatu saat mereka bisa menirukanya.
10.
Kelemahan
Komik sebagai Media Pembelajaran
Salah
satu kelemahan komik adalah tidak semua siswa belajar efektif dengan gaya
visual, karena setiap siswa mempunyai gaya belajar masing-masing. Oleh karena
itu, komik tidak dapat selalu dijadikan media pembelajaran.
Komik
juga dapat membuat siswa menjadi malas karena siswa cenderung hanya ingin
melihat gambar yang menarik menurut mereka saja, tidak memahami materi secara
utuh. Bahkan enggan untuk membaca keseluruhan cerita sehingga daya serap siswa
terhadap materi rendah
6.
Metodepenelitian
1. JenisPenelitian
Penelitianinimerupakanpenelitiantindakankelas
(PTK),dimanapenelitiandilakukanoleh guru padamuridnyadikelassesuaimatapelajaran
yang diampuhnya. Yang bertindaksebagaipenelitianadalah guru yang mengajarmatapelajaranitu.
2. SetingPenelitian
1. Lokasi
Penelitian
Peneliltian diadakan di
SLTP Negri 2 Ende Selatan
2. Waktu
Penelitian
3. Subyek
Penelitian
Yang menjadi subyek
penelitian adalah siswa kelas VII
SLTP Negri 2Ende Selatan Kabupaten Ende.
3. PersiapanPenelitian
Untuk kelancaran
penelitian, peneliti menyiapkan :
1. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
2. Menyiapkan
komik sebagai media pembelajaran
3. Menyusun
lembar observasi / pengamatan
4. Bahan
evaluasi
5. Menetapkan
kriteria ketuntasan belajar minimal ( KKM )
4. RencanadanProsedurPenelitian
Rencana penelitian
tindakan akan dijabarkan sebagai berikut :
1)
Siklus
1
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
merencanakan dan mempersiapkan hal – hal yang diperlukan antara lain:
1.
Menyusun RPPdenganmenggunakanmetodeceramah
2.
Menyusun lembar
observasiaktivitas guru
dansiswa
b. Pelaksanaan
tindakan
Pelaksanaan tindakan
meliputi :
1.
Menyiapkan bahan ajar
tentang membaca nyaring
2.
Mengarahkan siswa untuk
berkonsentrasi dengan materi
3.
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk membaca nyaring melalui media komik
4.
Memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya
5.
Kesimpulan
c. Obsevasi
Pada
tahap observasi, peneliti melakukan :
1.
Pengamatan situasi
siswa dalam kelas
2.
Mengamati sejauh mana
siswa mendengarkan informasi/ materi pelajaran yang disampaikan guru.
3.
Kerja sama dengan teman
sejawat yang bertindak sebagai observer dengan menggunakan lembar observasi.
4.
Pengumpulan data dari
hasil belajar
Data yang dikumpulkanberupa data
hasilbelajarsiswamulaidarievaluasisiklus 1 serta data lainyasesuaipermasalahan
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini
kegiatanya meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi pengamatan.
Berdasarkan hasil observasi tersebut guru dapat merefleksi diri tentang
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. berdasarkan hasil refleksi ini akan
dapat diketahui keuntungan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya
2)
Siklus
2
Kegiatan pada siklus
kedua juga dibagi dalam empat tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a.
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
merencanakan penelitian sebagai berikut :
1.
Menyusun RPP
2.
Menyiapkan komik (
media pembelajaran )
3.
Menyusun lembar
observasi
b.
Pelaksanaan
Kegiatan penelitian
pada siklus 2 yaitu :
1.
Menyiapkan bahan ajar
tentang membaca nyaring
2.
Mengarahkan siswa untuk
berkonsentrasi dengan materi
3.
Siswa melakukan
kegiatan membaca nyaring melalui media komik
4.
Penutup ( dengan
bimbingan guru siswa menyimpulkan materi pembelajaran )
c.
Observasi
Observasi dilakukan
oleh teman sejawat pada waktu penelitian melakukan implementasi RPP yang
berdasarkan hasil refleksi siklus pertama untuk melihat sejauh mana tingkat
perbaikan terhadap siklus sebelumnya.
d.
Refleksi
Peneliti menganalisis
hasil data yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. Berdasarkan kegiatan
membaca nyaring maka dapat diketahui pemahaman siswa dalam pembelajaran konsep
membaca nyaring lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan pada siklus
sebelumnya.
DaftarPustaka
AhujaPramiladan G.C Ahuja( 2010 ). Membacasecaraeffektifdan efisien.PT
Kiblat : Bandung
Depdiknas.( 2003 ). KamusPelajar SLTP. Depdiknas : Jakarta
Jenis
– JenisMembaca,http//downloadgratisarea.blogspot..com/2013/10/jenismembaca.html, diaksestanggal : 13 juli 2013
kelebihandankekurangankomiksebagai
media pembelajaran,
http://rizcafitria.wordpres.com/2013/07/13/komik-sebagai-media-pembelajaran.
Pengertian
komik,http://daynishurnal.wordpres.com/2013/07/13/komik-sebagai-media-komunikasi-grafis.
Tarigan.(2008). Menyimaksebagaisuatuketerampilanberbahasa.PenerbitAngkasa
: Bandung
Komentar