LK 3.1 Menyusun Best Practices-Livinus Ingge, S.Pd.
LK 3.1 Menyusun
Best Practices
Menyusun Cerita Praktik
Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi |
SMP Negeri 13 Elar |
Lingkup Pendidikan |
Sekolah Menengah Pertama |
Tujuan yang ingin dicapai |
Melalui model problem Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta
didik mampu menelaah struktur teks prosedur, menelaah kaidah kebahasaan teks
prosedur melalui media visual dan menulis teks prosedur sehingga peserta
didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir lebih tinggi dan berliterasi
serta menjunjung nilai kerja sama, tanggung jawab, percaya diri, cermat dan
kritis selama proses pembelajaran. |
Penulis |
Livinus Ingge, S.Pd. |
Tanggal |
02 Desember 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung
jawab anda dalam praktik ini. |
Adapun kondisi yang menjadi latar belakang
dilaksanakannya praktik mengajar yaitu: 1.
Pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik tidak berpusat pada peserta
didik. 2.
Pendidik tidak bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. 3.
Rendahnya minat baca peserta didik. 4.
Peserta didik kurang minat pembelajaran menulis. Dari empat masalah di atas dapat disimpulkan
bahwa rendanya kemampuan peserta didik dalam menulis teks prosedur
dikarenakan pendidik masih menggunakan model pembelajaran konvensional
(berpusat pada pendidik). Dalam menyampaikan materi pembelajaran pendidik hanya menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik cenderung tidak aktif. Selain itu, pendidik kurang berinovasi
dalam menggunakan model pembelajaran. Pendidik selalu menggunakan model
pembelajaran yang sama pada setiap materi yang diajarkan, akibatnya peserta
didik merasa jenuh dan kurang termotivasi mengikuti pembelajaran dan
menganggap pembelajaran menulis itu adalah hal yang membosankan. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam
menulis teks prosedur juga disebabkan oleh rendahnya minat baca peserta
didik, tentunya hal tersebut berdampak pada rendahnya kemampuan peserta didik
dalam memahami struktur teks prosedur, menuangkan ide dalam bentuk karangan,
mengembangkan kerangka karangan, penyusunan kalimat, perbendaharaan kosa kata
yang terbatas. Bahkan seringkali mereka tidak mengerti bagaimana
penggunaan ejaan yang benar pada saat menulis. Berdasarkan pengamatan, permasalahan yang
muncul pada saat peserta didik ditugaskan menulis teks prosedur yaitu: v
Peserta didik membutuhkan waktu yang lama untuk menulis teks prosedur. v
Peserta didik kurang terampil memilih kosa kata untuk mengungkapkan
pikirannya. v
Peserta didik belum bisa menulis teks prosedur berdasarkan urutan
strukturnya. Terutama pada struktur langkah-langkah, terkadang ada satu atau
dua langkah-langkah yang masih kurang dalam penulisannya. v
Peserta didik belum mampu menulis teks prosedur sesuai dengan kaidah
kebahasaan, penulisan kalimat eferktif, dan penggunaan ejaan yang benar. Selain berbagai fakor yang telah dipaparkan
di atas, rendahnya kemampuan peserta didik dalam menulis teks prosedur juga
dipengaruhi oleh terbatasnya media ataupun fasilitas yang digunakan dalam
pembelajaran sehingga kreativitas peserta didik tidak dapat dieksplorasi. Praktek ini sangat penting untuk saya
bagikan kepada pendidik yang lain, karena kedepannya model pembelajaaran Problem Based
Learning (PBL) menjadi
model pembelajaran yang wajib digunakan pada kurikulum merdeka. Oleh karena
itu, baik saya ataupun pendidik yang lain wajib belajar dan mencoba
menerapkan model pembelajaran tersebut. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik
ini yaitu: ·
Merancang perangkat pembelajaran (modul ajar) beserta lampiran-lampirannya seperti bahan
ajar, media pembelajaran, LKPD, dan instrumen penilaian (evaluasi). ·
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang dibuat. |
Tantangan : Apa saja yang menjadi
tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa
saja yang terlibat. |
Tantangan
yang saya hadapi untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain: ·
Pengalaman pendidik yang terbatas dalam menggunakan model pembelajaran
PBL sehingga timbul kekhawatiran akan melakukan kesalahan dalam menerapkan
sintaks model pembelajaran tersebut. ·
Peserta didik belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan model PBL. Dalam pelaksanaannya pun
beberapa peserta didik masih pasif dalam kerja kelompok, kurang percaya diri
dalam mempresentasikan hasil karyanya ke depan kelas, kurang bisa memberikan
sanggahan berupa kritik dan saran, dan rendahnya kemampuan peserta didik dalam
menulis teks prosedur. ·
Pendidik harus membuat rancangan aksi (modul ajar) berdasarkan model pembelajaran inovatif tersebut. ·
Pendidik harus membuat bahan ajar dan LKPD yang relevan dengan peserta
didik dan mencerminkan tujuan pembelajaran yang dicapai. Saya juga menyampaikan
terimakasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan ini.
Adapun pihak-pihak yang terkait, antara lain: ·
Kepala SMPN 13 Elar, yang memberikan dukungan dan izin untuk melakukan kegiatan
PPL-1 ,
PPL-2, PPL-3 dan PPL-4. ·
Dosen dan
guru pamong sebagai pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan
terhadap pelaksanaan PPL-1 sampai PPL-4. ·
Rekan kerja
yang membantu mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran dan melakukan perekaman
terhadap pelaksanaan pembelajaran. ·
Peserta didik
kelas VII sebagai subjek sentral dalam proses pembelajaran menulis teks
prosedur. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini |
Langkah-langkah yang saya
lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, antara lain: ·
Berkoordinasi
dengan kepala sekolah terkait kurangnya sarana dan prasaran penunjang literasi
peserta didik, seperti menyediakan buku bacaan yang beragam di perpustakaan. ·
Melakukan
wawancara dengan rekan guru atau teman sejawat, juga dengan guru senior dalam
penerapan model pembelajaran PBL pada materi menulis teks prosedur. ·
Mengkaji
literatur yang relevan dengan pembelajaran menulis teks prosedur. ·
Menggunakan
media pembelajaran yang beragam dan relevan dengan materi menulis teks
prosedur. Adapun strategi yang saya
gunakan untuk menghadapi tantangan tersebut, antara lain: ·
Pendidik
menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
pada pelaksanaan PPL-1 sampai PPL-4. ·
Pendidik
menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. ·
Pendidik
menggunakan media gambar. Adapun proses pelaksanaan
kegiatan yang saya lakukan, antara lain: Proses
pelaksanaan kegiatan ini mencakup langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran
yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. |
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah
hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi
faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut |
Dampak positif dari aksi/
langkah-langkah yang telah saya lakukan adalah: Ø Penggunaan media gambar dapat
membantu peserta didik dalam mencari alteratif solusi kemudian mengaitkannya
dengan materi teks prosedur. Ø Pemilihan model dan metode sangat efektif, dilihat dari
keaktifan peserta didik dalam melakukan setiap kegiatan pembelajaran, peserta
didik mampu memecahkan masalah dalam diskusi, serta memberikan tanggapan
dan jawaban di setiap diskusi kelompok. Ø Tercapainya kegiatan pembelajaran sesuai dengan harapan. Respon
peserta didik pada kegiatan pembelajaran ini sangat antusias, karena
pembelajaran sangat menyenangkan. Media yang digunakan juga membantu peserta
didik dalam mengerjakan LKPD. Ø Peserta didik dapat menulis teks prosedur berdasarkan struktur
dan kaidah kebahasaan yang baik. Dilihat dari ketercapaian tujuan
dan hasil penilaian peserta didik dalam refleksi yang diberikan setelah
pembelajaran, maka model PBL dengan media visual diam (gambar) ini sangat efektif untuk dilaksanakan. Peserta didik
termotivasi untuk belajar, aktif dalam pembelajaran, dan mampu menulis teks
prosedur dengan baik sesuai struktur dan kaidah kebahasaan teks prosedur. Faktor penyebab keberhasilan
dari strategi yang saya lakukan diantaranya: v Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat yang turut membantu
mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran. v Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung seperti laptop,
handphone, tripod, papan tulis, dan buku teks bahasa Indonesia. v Mempersiapkan perangkat pembelajaran (modul ajar) dengan matang, beserta lampiran-lampirannya seperti bahan
ajar, media pembelajaran, LKPD, dan instrumen penilaian (evaluasi). v Mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan berlatih, dan berusaha
melaksanakan semaksimal mungkin apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan rencana aksi
ada beberapa faktor ketidakkeberhasilan dari strategi yang saya lakukan
diantaranya: ·
Faktor
teknis yang menghambat proses pelaksanaan PPL berupa kendala jaringan dan tidak adanya jaringan listrik. ·
Faktor teknis (HP) yang kameranya kurang bagus memengaruhi kualitas
video perekaman. Adapun pembelajaran yang
diperoleh dari keseluruhan proses tersebut yaitu: Dari rencana aksi yang telah
saya buat kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan rencana aksi, dapat
disimpulkan bahwa begitu besar dampak dari penggunaan model pembelajaran inovatif
yang dipadukan dengan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, hal itu
dibuktikan dengan menggunakan model dan metode pembelajaran inovatif tersebut
aktivitas pembelajaran dapat membuat peserta didik lebih aktif. Pembelajaran pun terasa lebih menyenangkan
serta dapat meningkatkan motivasi, pemahaman dan hasil belajar peserta didik.
Dan hasil belajar peserta didik dalam menulis teks prosedur bisa mencapai
KKM. Pendidik juga lebih mudah
menyampaikan materi pembelajaran, jika dibandingkan menggunakan metode
konvensional yang selama ini sering digunakan. |
Komentar